By, Anang Mahasiswa PPS UIN Alauddin
A. Ruang Lingkup Metode Diskusi
1. Pengertian Metode Diskusi
Secara etimologis, kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metodos”, terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati , dan “hodos” berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “metode” berarti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Ini berarti bahwa metode adalah cara bekerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam proses pendidikan, metode mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Kata “diskusi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “discussus” yang terdiri dari akar kata “dis” dan “cuture”. “Dis” artinya terpisah, sementara “cuture” artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologi, “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikannya.
Menurut Killen, Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Sedangkan menurut Ramayulis, metode diskusi merupakan suatu cara penyampaian/penyajian bahan pelajaran, di mana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun alternative pemecahan atas suatu masalah.
Muhibbin Syah mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah. Guru mengemukakan permasalahan lalu siswa mendiskusikannya secara bersama-sama untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah suatu metode pengajaran di mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada siswa dan para siswa diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah tersebut dengan teman-temannya.
Kesimpulan tersebut mengandung pengertian bahwa pertanyaan dalam metode diskusi mengandung masalah, sehingga tidak dapat diselesaikan dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai kemungkinan (alternative), memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar atau terbaik.
2. Jenis-jenis Diskusi
Secara umum, ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini, permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Setiap kelompok menyelesaikan sub-sub masalah yang disampaikan guru dan diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
James Bell dalam Buchari Alma menulis tentang berbagai bentuk metode mengajar diskusi kelas sebagai berikut:
Diskusi kelas yang menggunakan sebagai moderator
Diskusi kelas yang menggunakan siswa sebagai moderator
Student center discussion, ada guru ikut tapi peranannya hanya mengawasi dan mendorong agar siswa berani.
Buzz group, kelas dibagi dalam kelompok lalu diberi pertanyaan yang harus dipecahkan dalam waktu singkat,
Case studies, kelas dibagi atas kelompok kecil, diangkat seorang ketua dan seorang penulis. Kelompok diberi permasalahan (kasus), kemudian memikirkan pemecahan dengan menggunakan thinking skills. Ketua meluruskan jalannya diskusi dan penulis mencatat.
Diskusi dipimpin oleh seorang pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa unluk belajar memimpin. Ada tiga peranan pemimpin diskusi ialah sebagai : 1) pengatur lalu lintas , 2) dindingpenangkis. 3) penunjuk jalan Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas
3.Kegunaan Diskusi
Diskusi secara umum, digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan siswa dalam pembelajaran. Namun secara khusus, menurut Tjokrodiharjo, diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya 3 (tiga) tujuan pembelajaran yang penting yaitu: pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Ketiga, membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
Menurut Suryosubroto, bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila hendak:
a.Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.
b.Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing.
c.Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai.
d.Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan di sekolah.
e.Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
f.Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang i”lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun pelajaran di sekolah.
g.Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
4.Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi
Keunggulan pembelajaran model diskusi kelas adalah sebagai berikut;
a) Dengan diskusi siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
b) Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.
c) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
d) Diskusi melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
e)Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
f)Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Kelemahan pembelajaran model diskusi kelas adalah sebagai berikut;
a)Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadanh-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
b)Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnyamengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.
c)Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
d)Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol saja.
e)Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.
f)Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
5.Usaha-usaha Meminimalisasai Segi-segi Negatif Metode Diskusi
Untuk mengatasi beberapa kelemahan tesebut, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain:
a)Guru harus mampu mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
b)Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi.
c)Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi, dan berperan sebagai penangkis terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik.
d)Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru yaitu:
a)Menjelaskan kembali apa yang menjadi pokok permasalahan apabila ada gejala pembahasan akan menyimpang dari pokok permasalahan semula.
b) Menyerahkan gagasan baru dalam melihat masalah yang didiskusikan.
c) Menunjukkan aspek-aspek penting yang menjadi pokok pembahasan yang ditinjau dari berbagai segi pemecahan masalah.
d) Menyimpulkan semua yang telah dikemukakan siswa, di mana titik pertemuannya dan titik perbedaannya, dijelaskan kembali pada siswa.
B.Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Sejarah
Masalah metode besar dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Jika seorang siswa bersikap acuh dan malas mengikuti pelajaran, maka salah satu penyebabnya adalah masalah metode mengajar yang digunakan guru. Dalam pembelajaran Sejarah Islam, hal seperti ini seringkali dihadapi oleh sebahagian besar guru. Kurangnya minat siswa mempelajari Sejarah Islam disebabkan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung secara imposisi. Hal ini mengakibatkan kejenuhan pada anak didik. Oleh karena itu, salah satu metode yang tepat digunakan oleh guru adalah metode diskusi.
Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Sejarah Islam mampu membangkitkan keaktifan siswa sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran Sejarah berisi informasi-informasi yang telah terjadi di masa lampau. Penggunaan satu metode seperti metode ceramah saja akan mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Siswa akan lebih pasif dengan hanya duduk mendengarkan uraian guru. Tetapi, dengan metode diskusi, siswa lebih aktif dan jawaban hasil diskusi akan membawa kesan yang mendalam pada siswa. Dengan kata lain, metode diskusi tepat digunakan dalam pembelajaran Sejarah. Meskipun demikian, disamping kelebihan dari metode tersebut, terdapat pula kelemahan-kelemahan-kelemahan dalam penerapannya. Olehnya itu, seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menerapkannya. Mulai dari persiapan, pelaksanaannya serta akhir dari proses pembelajaran.
Pembelajaran Sejarah dengan Model Diskusi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar